JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 5 : REAKSI-REAKSI ALDEHIDA DAN KETON
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
NAMA : CICI INDAH SEPTIANA
NIM : A1C118069
KELAS : REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERCOBAAN
5
I.
JUDUL : Reaksi-Reaksi Aldehida dan Keton
II.
HARI / TANGGAL : Rabu, 18 Maret 2020
III.
TUJUAN : Adapun tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat
memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil.
2. Dapat
memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton.
3. Dapat
menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid
dan keton.
IV.
LANDASAN TEORI
Senyawa aldehid dan
senyawa keton mempunyai persamaan dalam gugusnya, aldehid dan keton sama sama
memiliki gugus karbonil yaitu C=O. Dalam pereaksi yag sama, aldehid mempunyai
sifat yang lebih cepat bereaksi dibandingkan dengan keton. Senyawa aldehid
tidak susah dalam melakukan proses reaksi oksidasi, proses oksidasi disini
menuju ke karboksilat yang mana di dalamnya terkandung jumlah atom karbon yang
sama. Dalam hal ini aldehid berbeda dengan keton, dimana keton tidak menjalani
proses oksidasi yang serupa dengan aldehid, hal ini dikarenakan dalam proses
oksidasi ikatan karbon-karbon akan terputus dan menghasilkan dua asam
karboksilat yang jumlah atom karbonnya akan berkurang dari keton yang awal.
Untuk membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton, dapat dilihat dari tidak
samanya tingkat kereaktifan senyawa tersebut terhadap oksidator.
Reaksi senyawa karbonil yang sering
ditemukan atau digunakan adalah reaksi adisi kepada ikatan rangkap karbonil
yang menggunakan pereaksi nukleofil. Ada aldehid dan keton yang tidak
mengandung gugus besar, untuk keton dan aldehid ini jika dicampurkan dengan
larutan NaHSO3 pekat maka akan terjadi reaksi yang akan menghasilkan senyawa
yang berwarna putih dan berwujud hablur. Hasil adisi ini dapat juga kembali
lagi ke senyawa karbonil jika direaksikan dengan asam, dan reaksi ini dapat
berfungsi sebagai pemisah antara senyawa karbonil dan campurannya (Tim Kimia
Organik I, 2016).
Ada hal yang harus diperhatikan
untuk memahami berbagai jenis-jenis reaksi yang terdapat dalam senyawa aldehida
dan keton, yaitu senyawa-senyawa aldehida dan keton adalah suatu molekul yang
polar. Merupakan suatu molekul yang polar ini disebabkan oleh ikatan karbonil
yang bisa menghadirkan peristiwa dipol yang terjadi antara ikatan rangkap
karbon dan oksigen. Hadirnya peristiwa dipol didaerah ikatan karbonil maka akan
membuat senyawa-senyawa karbonil memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkena.
Dibandingkan dengan alkena karena senyawa ini mempunyai berat molekul yang
sama.
Aldehid dan keton tidak punya
kemampuan untuk memberikan proton, hal ini dikarenakan senyawa tersebut tidak
ada ikatan hydrogen yang untuk diberikan. Sehingga titik didih senyawa aldehid
dan keton lebih rendah dari alkohol. Harus diketahui juga bahwa senyawa aldehid
dan keton mempunyai kemampuan yang baik untuk larut di dalam air (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
Menurut Fessenden (1992), aldehid
mempunyai perbedaan dengan keton, meskipun kedua senyawa ini seperti senyawa
yang kembar. Adapun perbedaan kedua senyawa ini adalah :
1. Dalam
teroksidasi, aldehid lebih mudah teroksidasi dari pada keton.
2. Dilihat
dari tingkat reaktif, jika menggunakan pereaksi yang sama, keton lebih lama
bereaksi dibangkan dengan aldehid.
3. Apabila
aldehid teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat yang jumlah atom C nya
tetap dan tidak berubah namun apabila keton yang teroksidasi jumlah atom C nya
akan berubah.
Senyawa
keton, aldehid dan ester mempunyai kesamaan yaitu mengalami reaksi pada gugus
karbonil. Gugus karbonil disini mempunyai orbital hibrida dan mempunyai sifat
polar sehingga atom C akan terletak pada bidang yang datar dan mempunyai sudut
1200C (Katja, 2012).
V.
ALAT DAN BAHAN
5.1.Alat
· Tabung
reaksi
· Pipet
tetes
· Penangas
air
· Erlenmeyer
· Batang
pengaduk
· Gelas
piala
· Corong
Buchner
· Alat
refluks
· Corong
Hirsch
5.2.Bahan
· Aquades
· Pereaksi
tollens
· NaOH
5%
· Ammonium
hidroksida 2%
· Benzaldehid
· Aseton
· Sikloheksanon
· Formalin
· Pereaksi
benedict
· Garam
rochele
· N-heptanaldehid
· NaHSO3
· Air
es
· Etanol
· HCl
pekat
· Fenil
hidrazin
· Methanol
· Hidrosilamin
HCl
· Natrium
asetat
· Larutan
iodium iodide
· Isopropanol
· 2-pentanon
dan 3-pentanon
· NaOH
1%
VI.
PROSEDUR KERJA
6.1.Uji
Cermin Kaca, Tollens
1. Disiapkan
4 tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens.
2. Diuji
benzaldhid, aseton, sikloheksanon, dan formalin dengan menambahkan
masing-masing dua tetes bahan tersebut ke dalam tabung uji.
3. Diaduk
campuran kemudian didiamkan selama 10 menit, bila reaksi tidak terjadi,
panaskan tabung dalam penangas air selama lima menit, kemudian amati apa yang
terjadi.
6.2.Uji
Fehling dan Benedict
1. Ditambahkan
5 ml pereaksi benedict ke dalam empat tabung reaksi atau 5 ml pereaksi fehling
yang masih fresh
2. Larutan
B = 346 gr natrium kalium tartrat atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH
10%, artinya pereaksi fehling A dan B sama banyak baru dicampur.
3. Ditambahkan
beberapa tetes bahan yang akan diuji kedalm masing-masing tabung.
4. Ditempatkan
tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit.
5. Diuji
formaldehid, n-heptanaldehid, aseton, dan sikloheksanon.
6.3.Adisi
bisulfit
1. Dimasukkan
5 ml larutan NaHSO3 jenih ke dalam Erlenmeyer 50 ml.
2. Didinginkan
larutan di dalam air es.
3. Ditambahkan
2,5 ml aseton tetes demi tetes sambil diaduk.
4. Ditambahkan
etanol 10 ml setelah 5 menit
5. Disaring
Kristal yang terbentuk dengan corong Hirsch
6. Diamati
apa yang akan terjadi jika kritas yang ada dalam tabung reaksi ditambah
beberapa tetes HCl pekat.
6.4.Pengujian
dengan Fenilhidrazin
1. Ditambahkan
10 ml tetes demi tetes bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi besar yang
berisi 5 ml fenilhidrazin.
2. Ditutup
tabung reaksi kemudian guncang dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.
3. Disarin
Kristal dengan corong Hirsch kemudian dicuci dengan sedikit air dingin dan
rekristalisasi dengan sedikit methanol dan etanol.
4. Dikeringkan
kemudian ditentukan titik lelehnya dan dilakukan pengujian terhadap benzaldehida
dan sikloheksanon.
5. Dengan
cara yang sama, gunakan 2,4-dinitrifenilhidrazin kemudian buatlah turunan
benzaldehid dan sikloheksanon, kemudian tentukan titik lelehnya.
6.5.Pembuatan
Oksim
1. Dilarutkan
1 gr hidroksilamin HCl dan 1,5 gr natrium asetat trihidrat di dalam 4 ml air.
2. Di
dalam Erlenmeyer 50 ml panaskan larutan sampai 35
3. Ditambahkan
sikloheksanon kemudian tutup labu dan guncang selama 1-2 menit, perhatikan pada
waktu kapan zat padat sikloheksanon-oksim akan terbentuk.
4. Didinginkan
labu dalam lemari es.
5. Disaring
Kristal dengan corong Hirsch kemudian dicuci dengan 2 ml air es dan keringkan
kemudian tentukan titik lelehnya.
6.6.Reaksi
Haloform
1. Ditambahkan
sekitar 10 ml larutan iodium iodida ke dalam tabung yang berisi 5 tetes aseton
dalam 3 ml larutan NaOH 5%.
2. Diguncang
sampai warna coklat tidak hilang lagi dan iodoform yang berwarna kuning akan
mengendap dan mengeluarkan bau yang khas.
3. Pengujian
dilakukan terhadap isopropanol, 2-pentanon dan 3-pentanon.
6.7.Kondensasi
Aldol
1. Ditambahkan
0,5 ml asetaldehid kedalam tabung berisi 4 ml larutan NaOH 1%
2. Diguncang
dan dicatat bau dari sisa asetaldehid.
3. Dididihkan
campuran reaksi selama 3 menit kemudian dicatat bau yang timbul.
4. Disusun
peralatan refluks.
5. Ditempatkan
1 ml etanol, 1 ml aseton, 2 ml benzaldehid dan 5 ml larutan NaOH 5% didalam
labu.
6. Direfluks
campuran selama 5 menit.
7. Didinginkan
labu kemudian kumpulkan Kristal dengan corong Buchner.
8. Rekristalisasi
dengan etanol.
9. Ditentukan
titik lelehnya.
Untuk
melihat percobaan yang berkaitan dengan materi ini, dapat dilihat pada video di
bawah :
Dari video diatas, muncul beberapa
pertanyaan :
1. Mengapa pada senyawa keton tidak teradi reaksi?
2. Bagaimana
tanda yang menunjukkan bahwa methanol merupakan senyawa aldehid?
3. Mengapa
pada senyawa X terbentuk endapan?
Jika
teman-teman ada yang mengetahui jawabannya, silahkan tulis di kolom komentar
ya, Terima kasih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusSaya Sari Bulan akan membantu menjawab pertanyaan nomor 3, mengapa pada senyawa X terbentuk endapan? karena senyawa X tersebut merupakan senyawa aldehid dimana untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik aldehid adalah dengan terbentuknya suatu endapan yang berwarna merah bata, bisa dikatakan didalam video tersebut warna dari endapannya berwarna merah bata
Saya Sri Oktika Dhijah Gultom (085) akan menjawab pertanyaan nomor 2. Tanda yang menunjukkan bahwa methanol merupakan senyawa aldehid terbentuknya endapan berwarna biru. Dan jika aldehid maka dapat bereaksi dan membentuk endapan sedangkan jika keton tidak dapat bereaksi.
BalasHapusAssalamualaikum, saya Isnaini Puji Rahayu (A1C118020) akan menjawab pertanyaan no 1. Pada senyawa keton tidak terjadi reaksi karena ia tidak dapat teroksidasi. Hal ini dikarenakan keton tidak memiliki atom hidrogen yag terikat pada ikatan rangkap karbon-oksigen. Berbeda dengan aldehid yang memiliki atom hidrogen ini, yang membuat ia dapat mengalami reaksi.
BalasHapus