LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 1 : ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

DISUSUN OLEH :
NAMA : CICI INDAH SEPTIANA
NIM : A1C118069
KELAS : REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII.
DATA PENGAMATAN
7.1.
Analisa Unsur
7.1.1.
Karbon dan Halogen
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Ditempatkan
1-2 gram CuO kering di dalam cawan lalu dipanaskan diatas pemanas bunsen
|
Tidak
terjadi perubahan apapun, hanya terlihat lebih kering
|
2.
|
Dicampurkan
dengan gula (1/10 CuO)
|
Sampel
tercampur dan meleleh
|
3.
|
Dialirkan
menggunakan pipa kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 kemudian
dipanaskan
|
Terdapat
uap dan gas
|
7.1.2.
Halogen
a.
Tes Bailsten
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Dipanaskan
kawat tembaga menggunakan api bunsen
|
Kawat
menjadi berwarna merah
|
2.
|
Didinginkan
dan ditetesi 2 tetes benzene, lalu dipijarkan
|
Kawat
tembaga menjadi berwarna ungu kemerahan
|
b.
Tes CaO
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Dipanaskan
CaO (kulit telur) sampai mencapai suhu yang tinggi
|
Kulit
telur mengeluarkan bau
|
2.
|
Saat
masih panas ditambahkan 2 tetes n-heksanon
|
Timbul
bau yang lebih menyengat
|
3.
|
Setelah
dingin, dididihkan air suling sebanyak 5 ml
|
Larutan
menjadi keruh
|
4.
|
Dimasukkan
kedalam gelas kimia yang berisi larutan HNO3 encer
|
Terdapat
gelembung dan larutan menjadi jernih
|
7.1.3.
a.
Belerang
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L (NaOH) dengan asam asetat
|
Larutan
bening
|
2.
|
Dididihkan
larutan, kemudian diperiksa dengan kertas aring basah yang telah ditetesi
dengan Pb-Asetat 10%
|
Terdapat
gelembung-gelembung dan larutan naik menuju permukaan tabung mendekat ke
kertas saring dan timbul minyak
|
3.
|
Ditambahkan
larutan L lainnya dengan 1-2 tetes larutan Na-Nitroprosida
|
Larutan
menjadi jernih dan terdapat gumpalan-gumpalan berwarna putih
|
b. Nitrogen
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Ditambahkan
3 ml larutan L dengan 5 tetes larutan FeSO4
|
Mula-mula
larutan berwarna hitam kemudian berubah menjadi warna kuning, larutan bening
dan terdapat endapan berwarna biru
|
2.
|
Ditambah
2 tetes larutan FeCl2
|
|
3.
|
Ditambahkan
5 tetes larutan KF 10%
|
|
4.
|
DItambahkan
1-2 ml NaOH 10% lalu dididihkan
|
|
5.
|
Diasamkan
menggunanakan larutan asam sulfat encer
|
c. Halogen
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Diasamkan
larutan L dengan larutan HNO3 encer
|
Larutan
berwarna kuning
|
2.
|
Dididihkan
selama 5-10 menit
|
Larutan
berwarna kuning dan bergelembung
|
3.
|
Ditambahkan
5 ml larutan AgNO3 encer kemudian dididihkan
|
Larutan
berwarna coklat dan timbul endapan berwarna coklat gelap
|
7.2.
Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1
Kelarutan dalam Air
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
Larutan
jernih
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh
|
3.
|
Minyak
goreng
|
Larutan
jernih
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
keruh
|
7.2.2
Kelarutan dalam Eter
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
Larutan
jernih
|
2.
|
Tepung
|
|
3.
|
Minyak
goreng
|
Larutan
jernih
|
4.
|
Putih
telur
|
7.2.3
Kelarutan dalam NaOH 5%
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh dan muncul endapan
|
3.
|
Minyak
goreng
|
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
menjadi bening dan terdapat warna pink keungunan
|
7.2.4
Kelarutan dalam NaHCO3
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh dan muncul endapan beserta gelembung-gelembung
|
3.
|
Minyak
goring
|
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih dan terdapat busa
|
7.2.5
Kelarutan dalam HCl
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
keruh
|
3.
|
Minyak
goreng
|
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
keruh dan muncul endapan
|
7.2.6
Kelarutan dalam H2SO4
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
berwarna hitam dan terdapat endapan putih
|
3.
|
Minyak
goreng
|
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
keruh
|
7.2.7
Kelarutan dalam H3PO4
NO
|
BAHAN
|
HASIL
|
1.
|
Gula
|
Larutan
jernih
|
2.
|
Tepung
|
Larutan
jernih
|
3.
|
Minyak
goreng
|
|
4.
|
Putih
telur
|
Larutan
jernih dan berbusa
|
VIII.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan
melakukan percobaan mengenai analisis kualitatif unsure-unsur zat organik dan
penentuan kelas kelarutan. Dalam melakukan percobaan ini, praktikan melakukan
berbagai perlakuan. Analaisa kualitatif merupakan suatu tahapan atau metode
yang dilakukan untuk meneliti atau mengidentifikasi keberadaan suatu unsure
kimia yang jumlahnya belum diketahui dalam suatu sampel. Dalam percobaan ini
juga dilakukan percobaan mengenai kelas kelarutan. penentuan kelas
kelarutan adalah suatu proses bagaimana
suatu zat dapat larut didalam suatu senyawa tertentu. Senyawa organik bisa
ditentukan dengan unsur-unsur yang meyusun suatu senyawa tersebut seperti
karbon ( C ), oksigen (O) dan hydrogen (H). Dalam praktikum ini dilakukan
beberapa percobaan sebagai berikut :
8.1.
Analisa Unsur
8.1.1 Karbon dan Hidrogen
Untuk mengidentifikasi unsur karbon dan
hydrogen, sampel yang digunakan disini adalah gula. Mula-mula dipanaskan serbuk
CuO diatas pemanas bunsen, setelah serbuk CuO mengering, ditambahkan gula. Pada
perlakuan ini yang terjadi adalah campuran tersebut meleleh. Selanjutnya dipindahkan
sampel kedalam tabung reaksi pyrex yang dilengkapi dengan pipa pengalir gas.
Susun seperangkat alat untuk pengaliran gas kedalam tabung yang berisi 10 ml
larutan Ca(OH)2. Selanjutnya campuran dipanaskan dan hasil yang didapat adalah
munculnya gas dan uap. Timbulnya gas menandakan bahwa terdapat unsur hydrogen
didalam sampel tersebut. Gas CO2 dapat dilihat dari gelembung yang ditimbulkan,
gas CO2 ini akan bereaksi dengan Ca(OH)2. Dari hasil yang didapatkan, percobaan
ini dapat membuktikan bahwa gula mengandung unsur C dan O, sehingga gula
termasuk ke dalam senyawa organik.
8.1.2 Halogen
Pada percobaan ini, dilakukan
perlakuan dengan menggunakan dua macam tes, yaitu tes Beilsten dan tes CaO.
aa. Tes
Beilsten
Pada percobaan
ini, bahan yang digunakan adalah kawat tembaga. Mula-mula dipanaskan kawat
tembaga hingga berwarna kemerah-merahan. Kemudian kawat tembaga ini didinginkan
dan ditetesi dengan dua tetes larutan CCl4. Selanjutnya kawat tembaga yang
sudah ditetesi tersebut dipanaskan kembali dengan api bunsen dan hasilnya
memberikan nyala berwarna ungu kemerahan.
bb. Tes
CaO
Pada percobaan
ini, praktikan memerlukan bahan CaO yang digantikan dengan menggunakan kulit
telur. Kulit telur dipanaskan di dalam tabung reaksi ukuran besar mencapai suhu
yang tinggi. Praktikan memanaskannya hingga suhu 70°C. Pada proses pemanasan, kulit telur mengeluarkan bau yang menyengat. selanjutnya saat kulit telur masih dalam keadaan panas, ditambahkan 2 tetes n-heksanon dan mengeluarkan bau yang lebih menyengat. Kemudian dididihkan dengan air suling sebanyak 5-10 ml dan dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi HNO3 encer. Hasil yang diperoleh adalah larutan menjadi warna kuning jernih dan berbusa.
8.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
a.
Belerang
Pada percobaan ini bahan yang
digunakan adalah larutan L, larutan L yang kami gunakan adalah putih telur.
Putih telur diasamkan dengan larutan HCl pekat kemudian dididhkan. Kemudian gas
yang muncul diperiksa menggunkan kertas saring yang sudah ditetesi dengan Pb
Asetat 10%. Pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah larutan bening dan
saat dipanaskan larutan naik ke permukaan tabung menuju kertas saring.
Selanjutnya untuk larutan L lainnya, ditambahkan larutan Na-nitroprosida dan
menghsilkan larutan yang jernih dan muncul gumpalan-gumpalan putih.
b.Nitrogen
Pada percobaan ini, ditambahkan 5
tetes larutan FeSO4 ke dalam tabung reaksi yang berisi putih telur. Kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan FeCl2, ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%,
ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10% kemudian dididihkan. Selanjutnya diasamkan
menggunakan asal sulfat encer dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning
bening setelah awalnya berwarna hitam. Selain itu juga terdapat endapan
berwarna biru.
c.Halogen
pada percobaan ini, putih telur
dicampur dengan HCl kemudian diasamkan menggunakan HNO3 encer, lalu dididihkan.
Hasil pecobaan ini adalah terdapat endapan berwarna coklat pekat kehitaman.
8.1.4
Penentuan Kelas Kelarutan
Pada percobaan ini, digunakan 4
bahan sebagai sampel. Diantaranya adalah gula, tepung, minyak goreng, dan putih
telur.
aa. Kelarutan
dalam air
Dalam
percobaan ini, terdapat hasil positif (+) dan negatif (-). Dimana nilai positif
(+) diperoleh dari larutan yang jernih. Sedangkan nilai negatif didapatkan dari
larutan yang keruh. Dalam percobaan ini masing-masing sampel dicampurkan dengan
3 tetes air dan hasil yang didapatkan adalah gula dan minyak bernilai positi
(+) karena menghasilkan larutan yang jernih, sedangkan tepung dan putih telur
bernilai negative (-) karena menghasilkan larutan yang keruh.
bb. Kelarutan
dalam benzene
Pada
percobaan ini, masing-masing sampel dicampurkan dengan eter. Hasil yang
diperoleh adalah gula dan miyak bernilai (+) dan larut dalam eter, sedangkan
tepung dan putih telur tidak larut dalam eter dan bernilai (-).
cc. Kelarutan
dalam NaOH
Pada
percobaan ini, NaOH yang ditetesi kedalam tepung tidak membuat tepung menjadi
larut, melainkan terbentuk endapan dan larutan menjadi keruh. Sedangkan putih
telut yang ditetesi dengan NaOH menciptakan larutan yang jernih dan menandakan
putih telur larut di dalam NaOH.
dd. Kelarutan
dalam NaHCO3
Pada
percobaan ini, dilakukan perlakuan menggunakan tapung dan putih telur, hasil
yang di dapatkan pada saat tepung dicampur dengan NaHCO3 larutan menjadi keruh
dan terdapat juga sedikit endapan. Perlakuan pada putih telur yang dicampurkan
dengan NaHCO3 menghasilkan larutan yang jernih dan sedikit berbusa.
ee. Kelarutan
dalam HCl
Pada
percobaan dengan menggunakan pelarut HCl, didapatkan hasil larutan yang keruh
untuk tepung yang dicampurkan dengan HCl. Untuk putih telur juga menghasilkan
larutan yang keruh dan berbusa setelah dicampurkan dengan HCl dan dikocok kuat.
f.f. Kelarutan
dalam H2SO4 pekat
Tepung
yang dicampur dengan larutan H2SO4 menghasilkan larutan berwarna hitam dan
terdapat juga endapan berwarna putih setelah di kocok kuat. Untuk putih telur
dilakukan hal yang sama dengan menambahkan larutan H2SO4 pekat lalu dikocok
kuat dan menghasilkan larutan yang keruh.
gg. Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
Sama
hal nya dengan perlakuan diatas, tepung
dicampur dengan larutan H3PO4 pekat lalu dikocok kuat dan menghasilkan larutan
yang jernih. Untuk putih telur, dilakukan perlakuan yang sama dan menghasilkan
larutan yang jernih juga setelah ditetesi dicampur dengan larutan H3PO4 pekat.
Selanjutnya untuk gula yang di campurkan dengan larutan H3PO4 pekat juga
menghasilkan larutan yang jernih.
IX.
Pertanyaan Pasca Praktikum
11. Apa
yang menyebabkan kulit telur mengeluarkan bau yang sangat menyengat pada saat
dipanaskan dan pada saat ditetesi dengan n-heksanon?
22. Mengapa
pada saat tes beilsten pada percobaan halogen bahan yang digunakan adalah kawat
tembaga?
33. Apa
yang menandakan terdapat unsur karbon dan hydrogen pada percobaan analisa unsur
karbon dan hydrogen pada serbuk CuO?
X.
Manfaat
Dari percobaan yang sudah dilakukan,
praktikan dapat memahami tentang analisis suatu unsur yang tidak diketahui yang
terdapat di dalam suatu senyawa. Praktikan dapat mengetahui cara atau metoe
yang bisa dilakukan untuk menentukan unsur unsur yang terdapat di dalam suatu
senyawa. Selain hal itu, praktikan juga dapat melakukan penentuan kelas
kelarutan dengan menentukan kemampuan suatu zat untuk larut dalam pelarut.
XI.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1 1. Analisis
kualitatif merupakan suatu metode yang dugunakan untuk menidentifikasi
unsur-unsur yang terdapat dalam suatu senyawa tertentu. Untuk menentukan ada
atau tidaknya suatu unsur dalam suatu senyawa, dapat dilihat melalui perubahan
warna, bau yang ditimbulkan serta perubahan pada warna larutan.
2 2. Unsur
karbon ( C ) dapat diketahui dengan menggunakan CuO dan sampel yaitu gula
pasir. Gas dari campuran tesebut dibiarkan mengalir ke dalam Ca(OH)2, dari
haltersebut dapat memberikan petunjuk adanya unsur karbon dalam campuran
tersebut.
33. Senyawa
yang tidak diketahui atau disebut dengan senyawa unknow yang bernama larutan L
merupakan campuran dari putih telur dengan larutan HCl.
Proses
praktikum yang dilakukan, dapat dilihat pada video dibawah ini :
Daftar
Pustaka
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep
Inti. Jakarta: Erlangga
Fessenden,
R.J and Fessenden J.S. 1982. Kimia Organik
edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Riswanto.
2009. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga
Syamsurizal.
2019. Analisa Kualitatif Senyawa Organik.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/. Diakses pada
20 Januari 2020 pukul 22.30.
Tim
Kimia Organik I. 2020. Penuntun Praktikum
Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
Lampiran Gambar
Lampiran Gambar
pemanasan kulit telur di dalam tabung reaksi ukuran besar
pemanasan kawat tembaga hingga berwarna kemerahan
larutan yang jernih dan bernilai positif (+)
larutan berwarna pink keunguan dan jernih (+)
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
BalasHapusNama saya Valen Dwi Putri,
Nim : A1C118050.
Saya akan menjawab permasalahan nomor 2, Mengapa pada saat tes beilsten pada percobaan halogen bahan yang digunakan adalah kawat tembaga?. Karna pada saat pemanasan kawat tembaga menghasilkan uap Cu-halida dan memberikan warna nyala yang sama seperti yang diinginkan pada tes beilstein pada percobaan halogen.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, saya Isnaini Puji Rahayu dengan NIM A1C118020 ingin menjawab pertanyaan no 3. karbon dapat diidentifikasi dengan adanya gas yang melewati pipa menuju ke tabung berisi Ca(OH)2. Pada saat ini dapat diketahui adanya hidrogen melalui bintik-bintik uap berukuran kecil yang ada di tabung
BalasHapusAssalaamualaikum wr wb
BalasHapusSaya Rismayanti NIM A1C118007, Saya akan menjawab pertanyaan no 1, jadi mengapa kulit telur mengeluarkan bau yang sangat menyengat pada saat dipanaskan dan pada saat ditetesi dengan n-heksanon karena pada dasarnya kandungan protein yang tinggi pada telur adalaah penyebab terciumnya bau belerang, terlebih jika dipanaskan bau belerang akan semakin menyengat begitu juga pada saat ditetesi dengan n-heksanon.
Terima kasih
waassalamualaikum wr wb