LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 2 : KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

DISUSUN OLEH :
NAMA : CICI INDAH SEPTIANA
NIM : A1C118069
KELAS : REGULER A 2018
DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. DATA PENGAMATAN
7.1.
Kalibrasi Termometer
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
1.
|
Termometer
dimasukkan ke dalam air es
|
Suhu
pada thermometer adalah 0OC
|
2.
|
Termometer
dimasukkan ke dalam air dan dipanaskan hingga mendidih
|
Suhu
pada thermometer adalah 100OC saat air mendidih
|
7.2. Penentuan Titik Leleh
A. Penentuan titik leleh senyawa murni (T1=suhu saat
semapel mulai meleleh, T2=suhu saat
sampel telah meleleh seluruhnya)
NO
|
SAMPEL
|
PENGUKURAN MANUAL
|
PENGUKURAN MPA
|
||
T1
|
T2
|
T1
|
T2
|
||
1.
|
Naftalen
|
78OC
|
84OC
|
85OC
|
100OC
|
2.
|
Glukosa
|
120 OC
|
140 OC
|
160,72 OC
|
180 OC
|
3.
|
Beta-naftol
|
105 OC
|
115 OC
|
110OC
|
115OC
|
4.
|
Asam
Benzoat
|
98 OC
|
150 OC
|
115OC
|
120OC
|
5.
|
Maltosa
|
105 OC
|
107 OC
|
90 OC
|
102 OC
|
B. Penentuan titik leleh senyawa tidak murni (T1=suhu
saat sampel mulai meleleh, T2=suhu saat sampel telah meleleh seluruhnya)
· Perbandingan
1:1
NO
|
SAMPEL
|
T1
|
T2
|
1.
|
Naftalen : Glukosa
|
100 OC
|
148 OC
|
2.
|
Glukosa : Beta-naftol
|
130 OC
|
140 OC
|
3.
|
Beta-naftol : Asam Benzoat
|
88 OC
|
92 OC
|
4.
|
Asam Benzoat : Maltosa
|
110 OC
|
120 OC
|
5.
|
Maltosa : Naftalen
|
120 OC
|
122 OC
|
· Perbandingan
1:3
NO
|
SAMPEL
|
T1
|
T2
|
1.
|
Naftalen : Glukosa
|
148 OC
|
155 OC
|
2.
|
Glukosa : Beta-naftol
|
146 OC
|
150 OC
|
3.
|
Alpha-naftol : Asam Benzoat
|
90 OC
|
103 OC
|
4.
|
Asam Benzoat : Maltosa
|
100 OC
|
155 OC
|
5.
|
Maltosa : Naftalen
|
110 OC
|
114 OC
|
· Perbandingan
3:1
NO
|
SAMPEL
|
T1
|
T2
|
1.
|
Naftalen : Glukosa
|
130 OC
|
146 OC
|
2.
|
Glukosa : Alpha-naftol
|
138 OC
|
149 OC
|
3.
|
Beta-naftol : Asam Benzoat
|
85 OC
|
120 OC
|
4.
|
Asam Benzoat : Maltosa
|
97 OC
|
135 OC
|
5.
|
Maltosa : Naftalen
|
113 OC
|
115 OC
|
VIII. PEMBAHASAN
8.1. Kalibrasi Termometer
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengecekkan
thermometer yang akan digunakan atau yang disebut dengan kablirasi thermometer.
Percobaan ini bertujuan untuk mengecek thermometer yang akan digunakan
merupakan thermometer yang benar benar baik dan dapat memberikan hasil suhu
yang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini mengkalibrasi thermometer
sangat diperlukan karena akan menentukan percabaan ini gagal atau berhasil
dimana dilihat dari hasil suhu yang akan didapatkan. Jika tidak dulakukan
kalibrasi thermometer terlebih dahulu, maka akan berdampak negative jika
ternyata thermometer yang digunakan berkondisi rusak ataupun tidak baik.
Termometer adalah salah satu alat ukur yang digunakan
untuk mengukur suhu. Jenis dari alat pengukur suhu (thermometer) ini sangat
banyak, salah satunya adalah thermometer raksa. Dalam percobaan ini praktikan
menggunakan thermometer raksa yang mempunyai batas bawahnya yaitu 0 OC
dan batas atasnya yaitu 100 OC. Untuk mengecek thermometer ini baik
digunakan atau tidak maka dilakukan dengan cara mengukur suhu es dan juga
mengukur suhu air hingga mendidih. Jika thermometer ini baik atau layak
digunakan, maka pada saat pengukuran suhu es thermometer tersebut akan
meninjukkan suhu yaitu 0 OC dan pada pengukuran suhu air mendidih,
thermometer itu akan menunjukkan suhu yaitu 100 OC. Pada percobaan
kali ini, praktikan mendapatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan, dimana pada
saat thermometer dimasukkan ke dalam es, mula mula thermometer menunjukkan suhu
20 OC sampai akhirnya thermometer menunjukkan suhu 0 OC.
selanjutnya pada air yang dipanaskan hingga mendidih air raksa yang ada pada
thermometer tersebut naik secara perlahan hingga menunjukkan suhu 100 OC.
Sehingga dapat dikatakan bahwa thermometer yang kami gunakan layak dipakai dan
dalam keadaan yang baik untuk digunakan.
8.2. Penentuan Titik
Leleh
A. Titik leleh zat murni
Titik leleh merupakan suatu kondisi dimana suatu zat atau
sampel mengalami perubahan wujud dari padat ke cair. Kondisi ini akan berada
dalam tekanan 1 atm. Dalam hal ini, yang harus sangat diperhatikan adalah
suhunya. Pada percobaan ini, praktikan menggunakan 5 macam sampel yaitu
Naftalen, Glukosa, Asam Benzoat, Beta-naftol, dan Maltosa. Dalam percobaan ini,
praktikan ada yang melakukan pengamatan dengan menggunakan alat MPA (Melting
Point Apparatus) dan menggunakan cara manual dengan menggunakan minyak goreng.
Cara manual dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam pipa kapiler dan
ditutup bagian pipa yang terbuka dengan menggunakan gabus sebagai penyumbat
agar sampel yang di dalam pipa kapiler terisolasi. Kemudian dimasukkan ke dalam
kaleng yang berisi minyak goreng dan kemudian dipanaskan dengan menggunakan
bunsen.
Pada cara manual, di dapatkan hasil suhu titik leleh
naftalen adalah 78 OC pada awal meleleh dan 84 OC pada
saat naftalen di dalam pipa kapiler meleleh seluruhnya. Secara umum, titik
leleh naftalen adalah 80 OC. Sehingga dapat dilihat bahwa hasil yang
di dapatkan tidak jauh berbeda dengan titih leleh naftalen yang diharapkan.
Selanjutnya praktikan menentukan titik leleh untuk glukosa dan didapatkan hasil
yaitu 120 OC pada awal glukosa melelh dan 140 OC saat
glukosa meleleh seluruhnya. Sedangkan menggunakan alat MPA, glukosa awal
meleleh pada suhu 160,72 OC dan meleleh sempurna pada suhu 180
OC. Terlihat dari data yang di peroleh bahwa glukosa secara manual lebih
cepat meleleh dari pada dengan menggunakan alat MPA. Selanjutnya untuk sampel
Beta-naftol, suhu yang di dapatkan adalah 105 OC pada saat awal
meleleh dan pada saat sudah meleleh semuanya suhu yang di dapat adalah 115
OC. Pada asam benzoate, suhu awal melelehnya adalah 98 OC dan
suhu pada seluruhnya meleleh adalah 150 OC. Selanjutnya untuk sampel
maltose, suhu yang diperoleh pada saat awal meleleh adalah 105 OC dan
pada saat semuanya meleleh adalah 107 OC.
B.Penentuan titik leleh zat
tidak murni
Pada percobaan ini, praktikan akan mengamati titik leleh
senyawa tidak murni atau senyawa campuran. Sampel yang kami gunakan pada
percobaan titik leleh senyawa murni dicampurkan dengan menggunakan perbandingan
1:1, 1:3, dan 3:1. Perlakuan pertama yaitu praktikan mencampurkan Naftalen
dengan Glukosa dimana di dapatkan hasil yaitu 100 OC untuk suhu awal
meleleh dan 148 OC untuk suhu pada seluruhnya meleleh, hasil ini
didapatkan untuk perbandingan 1:1. Pada perbandingan 1:3, didapatkan hasil suhu
148 OC untuk suhu awal meleleh dan 155 OC untuk suhu pada
saat sampel meleleh seluruhnya. Selanjutnya perbandingan 3:3 di dapatkan suhu
130 OC untuk awal sampel meleleh dan 146 OC pada sampel
meleleh seluruhnya. Sampel yang selanjutnya adalah Glukosa dengan Beta-naftol
dengan hasil suhu yang di dapatkan untuk perbandingan 1:1 adalah 130 OC untuk suhu awal
meleleh dan 140 OC untuk suhu saat sampel meleleh seluruhnya. Untuk
perbandingan 1:3 suhu yang di dapatkan adalah 146 OC suhu awal
meleleh dan 150 OC pada saat meleleh seluruhnya. Kemudian
perbandingan 3:1 di dapatkan suhu 138 OC suhu awal meleleh dan 149
OC untuk suhu saat meleleh seluruhnya. Sampel yang selanjutnya adalah
campuran Asam Benzoate dan Maltosa, untuk perbandingan 1:1 di dapatkan suhu 110
OC unutk suhu awal meleleh dan 120 OC untuk suhu saat sampel
meleleh sempurna. Untuk perbandingan 1:3 di dapatkan suhu 100 OC
unutk suhu awal meleleh dan 155 OC unutk suhu saat sampel meleleh sempurna.
Pada perbandingan 3:1 di dapatkan hasil yaitu 97 OC untuk suhu awal
sampel meleleh dan saat sampel meleleh sempurna adalah 135 OC. Sampel
yang terakhir adalah Maltosa dan Naftalen, pada perbandingan 1:1 di dappatkan
hasil suhu yaitu 120 OC unutk suhu awal sampel meleleh dan pada saat
sampel meleleh sempurna di dapatkan suhu 122 OC. Untuk perbandingan
1:3 suhu yang di dapatkan adalah 110 OC pada saat awal sampel
meleleh dan 114 OC saat sampel meleleh sempurna. Pada perbandingan
3:1 di dapatkan suhu awal sampel meleleh adalah 113 OC dan 115
OC saat sampel meleleh seluruhnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa
suhu yang diperoleh berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap zat atau sampel
mempunyai kemampuan leleh yang berbeda. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi
titik leleh suatu zat adalah sebagai berikut :
11.
Ukuran Kristal, dimana semakin besar
ukuran Kristal sebuah sampel, maka akan semakin sulit sampel itu untuk meleleh,
sehingga akan semakin lama sampel tersebut mengalami pelelehan, begitu juga
sebaliknya.
22.
Banyaknya sampel yang akan diuji, semakin
banyak sampel yang akan diuji, maka akan semakin lambat sampel itu untuk
mengalami pelelehan, begitu juga sebaliknya.
33. Senyawa lain yang terdapat dlam senyawa
murni.
44.
Bara api atau pemanas yang digunakan,
dalam hal ini pemanas yang digunakan atau bara api harus mempunyai panas yang
cenderung konstan.
IX. PERTANYAAN PASCA
PRAKTIKUM
11.
Mengapa dalam percobaan ini, pada saat penentuan titik leleh yang digunakan adalah minyak goreng?
22. Mengapa titik leleh pada setiap sampel
berbeda-beda?
33. Mengapa suhu yang di dapatkan dengan cara
manual dan dengan menggunakan alat MPA berbeda?
X. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
11.
Kalibrasi thermometer dilakukan untuk
menguji suatu thermometer itu layak digunakan atau tidak dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Kalibrasi sangat penting dalam menggunakan alat ukur,
karna hasil yang diperoleh merupakan salah satu factor yang bias menentukan
keberhasilan suatu percobaan.
22. Titik leleh merupakan suatu kondisi dimana
suatu zat mengalami perubahan wujud dari padat ke cair dalam keadaan tekanan 1
atm dan kondisi ini berada dalam fase kesetimbangan.
33. Titik leleh suatu zat atau sampel dapat
dipengaruhi oleh kemurnian suatu zat, sifat suatu zat, ukuran Kristal suatu
sampel, dan banyaknya jumlah zat atau sampel yang akan digunakan atau diuji.
XI.
MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat dirasakan
setelah melakukan percobaan ini adalah praktikan mengetahui dan memahami teori
ataupun praktek melakukan kalibrasi thermometer raksa. Praktikan juga mengerti
serta memahami tentang titik leleh, factor-faktor yang memperngaruhi titik
leleh serta dapat melakukan praktek titik leleh secara langsung dengan cara
manual dan menggunakan alat Melting Point Apparatus.
Untuk melihat proses praktikum kalibrasi termometer dan penentuan titik leleh ini, bisa dilihat melalui vidio dibawah :
https://youtu.be/GXdzPjIEhXg
Untuk melihat proses praktikum kalibrasi termometer dan penentuan titik leleh ini, bisa dilihat melalui vidio dibawah :
https://youtu.be/GXdzPjIEhXg
DAFTAR PUSTAKA
Bervenmark. 1963. WHO Melting Point Reference Substances. Bulletin of the World Healthy Organization. 28 (2) 175-188
Cahyono. 2010. Pemanfaatan Limbah dari Zat Kotoran Sapi.
Surabaya: Jurnal Kimia Teknik
Lingkungan Vol.4 No.1
Chang. Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta:
Erlangga
Syamsurizal. 2019. Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh. Dikunjungi pada tanggal 17 Februari 2020 dari Kimia Organik : http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70.
Tim Kimia Organik I. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
Assalamualaikum wr wb, saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2 Perbedaan titik leleh senyawa dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah perbedaan kuatnya ikatan yang dibentuk antar unsur dalam senyawa tersebut.
BalasHapusAssalamualaikum Wr Wb
BalasHapusSaya Rismayanti (A1C118007)
Saya akan menjawab pertanyaan no 1
Jadi kenapa dalam proses penentuan titik leleh yang digunakan adalah minyak
Karena ada beberapa zat yang titik leleh nya lebih tinggi dari titik didih air oleh karena itu diganti dengan minyak karena titik didih minyak lebih tinggi dari air.
Terimakasih
Wassalamualaikum wr wb
assalamu'alaikum wr wb ,saya NADA FITRI RAHMAN ,NIM :A1C118057, Saya akan mencoba menjawab pertanyaan cici nomor 3 , menurut saya hal itu dikarenakan MPA itu menggunakan pemanas yang dialiri arus listrik maka seperti yang kita ketahui jika dengan menggunakan arus listri itu panas yang dihasilkan lebih cepat meningkat dan dapat diatur tingkat kalornya dibandingkan menggunakan api biasa . terimakasih :)
BalasHapus