LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN 3 : PEMURNIAN ZAT PADAT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
NAMA : CICI INDAH SEPTIANA
NIM : A1C118069
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Untuk prosedur
percobaan dapat dilihat pada link dibawah ini :
VII. DATA PENGAMTAN
7.1. Rekristalisasi
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
1
|
Dimasukkan dan dipanaskan air
suling 50 ml didalam gelas kimia.
|
Terbentuk gelembung-gelembung.
|
2
|
Dimasukkan 0,5 gram asam benzoat
yang tercemar (asam benzoate ditambah glukosa dan arang) kemudian dilarutkan
dengan air panas.
|
Larutan menjadi berwarna hitam.
|
3
|
Disaring campuran menggunakan
kertas saring.
|
Warna larutan menjadi jernih.
|
4
|
Dijenuhkan larutan dengan
memasukkan larutan yang berada didalam gelas kimia dalam air es.
|
Terbentuk kristal putih seperti
mengkilap.
|
5
|
Diuji titik leleh dan dibandingkan
dengan handbook.
|
100,30C.
|
7.2. Sublimasi
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
1
|
Dipanaskan cawan penguap berisi 2
gram naftalen tercemar yang telah ditutupi kertas saring yang dilubangi
kecil-kecil dan dilengkapi corong yang telah disumbat selama 4 menit.
|
Terdapat Kristal-kristal dalam
corong.
|
2
|
Diuji titik lelehnya dengan
mengumpulkan Kristal yang terbentuk pada corong dan dimasukkan kedalam pipa
kapiler kemudian diuji titik lelehnya.
|
Suhu awal meleleh 820C,
Suhu meleleh seluruhnya 850C.
|
VIII. PEMBAHASAN
Untuk memurnikan suatu
zat padat, yang pertama kali kita lakukan adalah mengidentifikasi zat apa yang
akan diuji kemurniannya. Hal ini bertujuan agar mempermudah dalam mengerjaan
percobaan karna dari hal tersebut dapat diketahui sifat-sifat yang dimiliki zat
tersebut. Dalam percobaan pemurnian zat padat, seorang parktikan harus
mengetahui dan memahami sifat dari zat padat yang akan diuji, baik sifat kimia
ataupun zat fisika zat tersebut. Teknik untuk melakukan pemisahan sangat banyak
macamnya, ada dengan cara kristalisasi, sublimasi dan kromatografi. Pada percobaan
ini teknik pecobaan pemurnian zat padat yang dilakukan adalah rekristalisasi dan
sublimasi.
8.1. Rekristalisasi
Salah satu cara atau teknik dalam pemurnian zat padat
bisa digunakan rekristalisasi. Dalam teknik ini, prinsip yang digunakan adalah
tergantung pada kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu. Dalam teknik rekristalisasi
ini zat-zat yang akan digunakan dilarutkan dalam suatu pelarut tertentukemudian
dikristalisasi kembali.
Pertama yang dilakukan
adalah menuangkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia dan dipanaskan hingga
air menimbulkan gelembung-gelembung. Sampel yang digunakan disini adalah azam benzoate
tercemar. Kemudian dimasukkan asam benzoate yang tercemar ke dalam gelas kimia
yang lain kemudian ditambahkan air yang sudah dipanaskan tadi sedikit demi
sedikit dan diaduk hingga larutan merata dan larut semua. Asam benzoate yang
tercemar disini adalah azam benzoate dicampur dengan glukosa dan arang. Arang yang
digunakan dalam percobaan ini beperan sebagai katalisator pada reaksi yang
terjadi pada asam benzoate dan glukosa. Saat asam benzoate yang tercemar
tersebut dicampur dengan air panas tadi hasil yang didapatkan adalah warna
larutan menjadi warna hitam. Setalah tedapat larutan hitam tersebut, campuran
atau larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring sehingga larutan
menjadi jernih lagi setelah disaring. Maka dapat dilihat bahwa yang menyebabkan
larutan menjadi berwarna hitam adalah adanya arang. Selanjutnya endapan yang
tersaring di kertas aring tadi disiram dengan air panas.
Setelah dijenuhkan, dimasukkan larutan yang didalam gelas
kimia ke dalam gelas kimia yang berisi air es dan hasil yang didapatkan adalah
terbentuknya Kristal. Kemudian Kristal tersebut dimasukkan kedalam pipa kapiler
dan diuji titik lelehnya menggunakan Melting Point Apparatus (MPA). Setelah
dilakukannya pengujian maka didapatkan suhunya adalah 100,30C.
8.2. Sublimasi
Jika
diatas menggunakan proses rekristalisasi maka sekarang teknik yang digunakan
adalah sublimasi. Sublimasi merupakan juga salah satu teknik yang bisa dgunakan
dalam percobaan pemurnian zat padat ini. Prinsip dari teknik sublimasi ini
adalah adanya perubahan wujud zat menjadi uap yang akan terkondensasi langsung
tanpa melalui wujud cair.
Dalam teknik
sublimasi ini, sampel yang digunakan adalah naftalen. Pertama sampel naftalen yang
tercemar dimasukkan kedalam cawan penguap, zat pengotor yang digunakan disini
adalah pasir dimana pasir dicampurkan dengan naftalen didalam cawan penguap
kemudian ditutup cawan penguap tersebut menggunakan kertas saring yang sudah
dilobangi kecil-kecil lalu diletakkan corong yang sudah disumbat diatas kertas
saring penutup cawan tersebut, dipanaskan dengan menggunakan bunsen dalam waktu
kurang lebih 4 menit. Selama pemanasan terbentuk Kristal Kristal runcing pada
corong kemudian Kristal tersebut diambil dan dimasukkan kedalam pipa kapiler
dan diuji titik leleh Kristal tersebut menggunakan MPA. Suhu pengujian titik
leleh Kristal tersebut adalah 820C pasa saat awal meleleh dan 850C
pada saat meleleh seluruhnya.
XI. PERTANYAAN PASCA
PRAKTIKUM
11.
Mengapa pada proses rekristalisasi dan
sublimasi zat pengotor masing masing sampel berbeda?
22.
Dari percobaan rekristalisasi, mengapa
untuk mendapatkan Kristal larutan didinginkan dalam es?
33. Mengapa suhu yang didapatkan pada saat
pengujian titik leleh berbeda dengan suhu yang seharusnya? Dan apakah akan
berdampak pada hasil pemurnian zat tersebut?
X. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya
praktikum pemurnian zat padat, maka dapat disimpulkan :
11. Rekristalisasi dan sublimasi merupkan
suatu cara untuk memurnikan suatu zat dari zat pengotornya.
22. Larutan yang berwarna hitam akibat
penambahan arang, dapat jernih kembali setelah dilakukan proses penyaringan.
33.
Pada proses sublimasi, hasil yang
terbentuk adalah Kristal yang terjadi tanpa melalui perubahan fasa menjadi
cair.
XI. MANFAAT
Dengan dilakukannya
praktikum ini, maka akan membantu mengetahui dan memahami teknik-teknik yang
bisa digunakan dalam proses pemurnian taupun pemisahan suatu zat padat dari zat
pengotornya.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2010. Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah Pada
Pembuatan Konsentrat Vitamin E dari
Destilat Asam Lemak Minyak Sawit : Jurnal Teknologi Pertanian. Vol 11 No.
1.
Syamsurizal. 2019. Analisi Kualitatif Senyawa Organik. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/
diakses pada tanggal 21 Februari 2020.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: ITB
Tim Kimia Organik I.
2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Jambi: Universitas Jambi
untuk vidio proses praktikum yang dilakukan, dapt dilihat pada vidio dibawah:
LAMPIRAN
Pengujian titik leleh kristal menggunakan cara manual
proses terbentuknya kristal pada saat sublimasi
hasil kristal yang diperoleh
proses pengambilan kristal yang menempel pada corong
corong diletakkan diatas kertas saring yang sudah dilubangi kecil-kecil
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
BalasHapusSaya Nisa Aprylina NIM A1C118044 akan menjawab pertanyaan nomor 3
Suhu yang kita dapatkan berbeda itu kemungkinan karena adanya kelalaian dari praktikan, ketidaktelitian praktikan, dan juga kemungkinan zat yang kita uji coba telah terkontaminasi oleh zat lain karena kurang bersihnya alat yang dicuci pada percobaan sebelumnya. hasilnya berdampak bahwa yang kita ukur titik lelehnya bukan hanya zat dari naftalen atau asam benzoat tetapi pengotor yang ikut lengket di naftalen atau asam benzoat akan terukur juga sehingga membuat titik lelehnya menjadi berbeda dengan yang diukur pada keadaan murni.
Sekian, semoga bermanfaat, terima kasih
Wassalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Assalamu'alaikum wr wb ,cici ,saya Nada Fitri Rahman ,nim:A1C118057,dari kelas reguler A 2018. Disini saya akan mencoba menjawab soal nomor 1 . Yang mana mengapa zat pengotor pada proses rekristalisasi dan sublimasi itu berbeda? Menurut saya hal itu sebenarnya tidak ada pengaruh yang sangat signifikan ,zat pengotor itu yang dogunakam disini berbeda karena untuk memvariasikan zat pengotor yang digunakan saja . Terimakasih
BalasHapusAssalamualaikum, perkenalkan saya RAHMADANSAH Nim: A1C118066 ingin membantu menjawab permasalahan nomor 2, karna pada proses pendinginan jika tidak terdapat kristal, maka digunakan es sebagai perangsang muncul nya kristal, dimana batu es berfungsi sebagai penjenuh larutan yang sudah dipanaskan.
BalasHapus